Rabu, 17 April 2013

ISU KOTA



Isu kota tidak terlepas dari keberlanjutan / suistainability kota. Unsur berkelanjuatan terbagi tiga meliputi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Adapun isu kota berupa Pemerataan / keadilan social, kepadatan dan kesemrawutan, kemiskinan, tunawisma, monioritas wanita, pemuda, lansia, masyarakat berkebutuhan khusus.

Pemerataan dan Keadilan social

  • Distribusi income atau pendatang dalam sistem kota

  • Distribusi lokasi perumahan dan kesempatan kerja

  • Akses kepada fasilitas kota


Kepadatan/density dan Kesemrawutan/Crowding
Kepadatan dan kesemrawutan dapat dilihat atau diperkirakan dari kondisi fisik yang diperkirakan secara obyektif dan melibatkan perhitungan jumlah orang yang hadir di daerah tertentu.

Kemiskinan dan Tunawisma

Kemiskinan dan tunawisma seringkali menjadi isu kota yang besar. Hal itu dikarenakan kemiskinan dan tunawisma menimbulkan kondisi masyarakat kategori sosial masyarakat yang tidak memiliki rumah atau tempat tinggal karena mereka tidak bisa membayar atau tidak mampu mempertahankan perumahan yang memadai, teratur, aman, yang membuat mereka tidak tetap, tidak teratur, dan memadai tinggal malam hari.

Monioritas
ada perbedaan penting antara kelompok etnis minoritas yang berbeda dan bahwa kebijakan perkotaan harus mencapai keseimbangan antara penargetan bantuan pada daerah tertentu di masyarakat minoritas etnis pendukung pada orang lain

Wanita
Dapat dilihat perkembangan jumlah wanita saat ini melampaui jumlah pria. Dan peran seorang wanita sangat berpengaruh dalam kelangsungan hidup, hal itu membuat wanita membutuhkan desain perkotaan yang baik sehingga cukup mendukung konsep lingkungan yang aman.

Pemuda

Anak-anak dan remaja jarang terlibat dalam pembangunan lingkungan mereka.
Mereka dianggap tidak terlalu berpengalaman, terlalu realistis, terlalu wajar tanpa pengecualian.
Namun perspektif segar pemuda mungkin persis apa yang dibutuhkan untuk melihat dengan jelas ke dalam wilayah kemungkinan baru.

Orang tua dan Lansia
Hal ini mejadi isu kota yang yang terabaikan karena dapat dilihat lingkungan perkotaan yang telah kita buat tidak simpatik terhadap kebutuhan orang tua dan lansia. Seperti kurangnya desain yang ramah terhadap masyarakat manula.
‘Architectural disability’ is a term used (Goldsmith, 1997) untuk menggambarkan bagaimana desain bangunan dan tempat-tempat bisa menghadapi orang dengan bahaya dan hambatan yang membuat lingkungan dibangun nyaman, tidak nyaman atau tidak aman.





referensi:
Teori kota PP oleh Fahmyddin, S.T., M.Arch.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar