Menurut Kirmanto
(2002), isu – isu perkembangan permukiman yang ada pada saat ini adalah
- Perbedaan peluang antar pelaku pembangunan yang ditunjukkan oleh ketimpangan pada pelayanan infrastruktur, pelayanan perkotaan, perumahan dan ruang untuk kesempatan berusaha
- Konflik kepentingan yang disebabkan oleh kebijakan yang memihak pada suatu kelompok dalam pembangunan perumahan dan permukiman
- Alokasi tanah dan ruang yang kurang tepat akibat pasar tanah dan perumahan yang cenderung mempengaruhi tata ruang yang berkembang sehingga berimplikasi pada alokasi tanah dan ruang yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan pembangunan lain dan kondisi ekologis daerah yang bersangkutan.
- Terjadi terjadi masalah lingkungan yang serius di daerah yang mengalami tingkat urbanisasi dan industrialisasi tinggi, serta eksploitasi sumber daya alam
- Komunitas lokal tersisih akibat orientasi pembangunan yang terfokus pada pengejaran target melalui proyek pembangunan baru, berorientasi ke pasar terbuka dan terhadap kelompok masyarakat yang mampu dan menguntungkan.
Menurut Yunus
(1987), permasalahan permukiman perkotaan menyangkut hal-hal yang berkaitan
dengan upaya penyediaan air bersih, sistem pembuangan sampah, sistem pembuangan
kotoran, air limbah, tata bangunan, saluran air hujan, penanggulangan bahaya
kebakaran, serta pencemaran air, udara, dan tanah.
Masalah yang
dihadapi dalam pembangunan perumahan di daerah perkotaan adalah luas lahan yang
semakin menyempit, harga tanah dan material bangunan yang dari waktu kewaktu
semakin bertambah mahal, serta kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.
Kondisi semacam ini mempengaruhi kuantitas dan kualitas perumahan, bahkan
seringkali menumbuhkan pemukiman kumuh (Keman 2005).
Isu – isu Permukiman Berkembang
Masalah yang
kompleks pada permukiman berkembang akan berimplikasi menjadi daya tarik untuk
terciptanya aktivitas ekonomi yang lebih besar yang berpotensi menyerap tenaga
kerja yang lebih besar dan aktivitas-aktivitas ekonomi lainnya seperti
kebutuhan akan perumahan, berkembangnya sektor jasa pendukung aktivitas utama.
Dorongan yang
kuat terhadap aktivitas ekonomi secara umum juga dapat menarik tenaga kerja
dari luar daerah untuk masuk dalam bentuk migrasi menetap (pindah) dan
migrasi temporer (commuter). Meningkatnya migrasi akan meningkatkan kebutuhan
akan ruang.
Meningkatnya kebutuhan akan ruang maka kebutuhan
perumahan akan meningkat. Dengan kondisi lahan yang terbatas, kepemilikan lahan
juga menjadi terbatas. Sehingga dalam waktu beberapa tahun ke depan, permukiman
berkembang sudah harus memikirkan untuk menyediakan perumahan vertikal.
Keterbatasan
lahan yang menjadi isu spesifik permukiman berkembang memberi potensi perluasan
kawasan. Sementara, Ketidakmampuan ekonomi dan kurangnya kesadaran akan menjadi
faktor pendorong perluasan kawasan permukiman yang tidak diinginkan yang
berkonsekuensi degradasi lingkungan dan keselamatan permukiman di masa yang
akan datang.
Hal yang juga menjadi isu permukiman
berkembang yaitu peningkatan akan kebutuhan sarana publik. Perkembangan
suatu kota identik dengan peningkatan kebutuhan barang dan jasa publik baik
yang disediakan oleh swasta maupun pemerintah. Setiap penambahan penduduk dapat
diartikan sebagai penambahan kebutuhan barang publik, karena setiap aktivitas
masyarakat ditopang oleh infrastruktur seperti kebutuhan akan drainase, air
minum, jalan, dan lainnya.
Pengembangan permukiman
dan infrastruktur suatu kota seyogianya dapat mengakomodasi ekspektasi
perkembangan suatu kota dalam waktu jangka panjang. Jika tidak, fasilitas
publik akan mengalami over konsumsi yang selanjutnya mengakibatkan kepadatan
konsumsi barang dan jasa publik. Imbas lebih lanjut akan memunculkan kekumuhan permukiman
yang berimplikasi multi dimensi yang menurunkan kualitas hidup masyarakat.
Dan yang menjadi isu yang sering terjadi
yaitu kebutuhan lapangan pekerjaan yang semakin tinggi. Daya tarik
sebuah permukiman secara alamiah akan membuka kesempatan kerja dengan masuknya
investasi. Namun, kesempatan kerja ini akan berjalan baik manakala diikuti
dengan penyediaan tenaga kerja yang seimbang sehingga tidak mendistorsi
pembangunan. Ada kalanya, peningkatan investasi yang diikuti dengan peningkatan
lapangan pekerjaan tidak secepat arus migrasi, khususnya pada kasus negara
berkembang dengan jumlah penduduk besar. Dan sebagian besar tenaga kerja tidak
terseleksi masuk ke lapangan pekerjaan, kondisi ini akan menciptakan persoalan
baru karena mereka akan memilih masuk ke sektor informal dengan tingkat
ketidakpastian yang lebih tinggi. Ada yang gagal dan ada yang berhasil. Jika
probabilitas gagal lebih tinggi, maka akan berpotensi menimbulkan
masalah-masalah ekonomi dan sosial lainnya seperti pengangguran, kemiskinan
baru, hingga masalah kriminalitas yang pada akhirnya menciptakan kekumuhan baru
bagi kota.
Isu – isu Permukiman Maju
Permukiman maju
dicirikan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat, kedisiplinan dan
keteraturan. Pada umumnya, isu pada permukiman maju adalah permasalahan
ekonomi. Mulai dari kekurangan tenaga kerja, pertumbuhan pendudk yang lambat
mengakibatkan kekurangan tenaga kerja. Tenaga kerja yang kurang di permukiman
maju mendorong masuknya tenaga kerja migrasi. Hal itu menyebabkan perbedaan
budaya antara penduduk pribumi dan orang pendatang, yang berpotensi menimbulkan
bentrokan fisik ataupun konflik sosial.
Adanya permukiman maju kadang meneybabkan kerusakan
alam pada permukiman berkembang. Permukiman berkembang biasanya belum
memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga permukiman maju melontarkan
isu-isu- kerusakan alam yang terjadi di permukiman berkembang.
Pada permukiman
maju, sering terjadi masalah pendidikan. Resiko sarana pendidikan di era arus
informasi dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang membutuhkan sarana
pendidikan yang dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Dampak dari
sarana pendidikan berteknologi tinggi akan mengurangi tenaga kerja guru itu
sendiri. Akibatnya banyak guru – guru yang akan menganggur. Namun di lain pihak
apabila fasilitas tidak terpenuhi atau kurang maka akan menimbulkan hambatan
belajar. Hal ini juga akan berdampak pada ekonomi permukiman di masa depan.
Dampak lain dari
sarana pendidikan pada permukiman maju yaitu kurang tersedianya sarana gedung
sekolah, karyawan administrative kependidikan serta penanganan siswa yang tidak
tertampung di sekolah. Dengan begitu maka biaya yang harus dikeluarkan juga
semakin besar.
Sumber :
http://kakung-tuwex.blogspot.com/2012/04/problem-pendidikan-di-negara-maju-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar