Rabu, 19 Juni 2013

Isu – isu Permukiman Berkembang dan Permukiman Maju



Menurut Kirmanto (2002), isu – isu perkembangan permukiman yang ada pada saat ini adalah

  1. Perbedaan peluang antar pelaku pembangunan yang ditunjukkan oleh ketimpangan pada pelayanan infrastruktur, pelayanan perkotaan, perumahan dan ruang untuk kesempatan berusaha
  2. Konflik kepentingan yang disebabkan oleh kebijakan yang memihak pada suatu kelompok dalam pembangunan perumahan dan permukiman
  3. Alokasi tanah dan ruang yang kurang tepat akibat pasar tanah dan perumahan yang cenderung mempengaruhi tata ruang yang berkembang sehingga berimplikasi pada alokasi tanah dan ruang yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan pembangunan lain dan kondisi ekologis daerah yang bersangkutan.
  4. Terjadi terjadi masalah lingkungan yang serius di daerah yang mengalami tingkat urbanisasi dan industrialisasi tinggi, serta eksploitasi sumber daya alam
  5. Komunitas lokal tersisih akibat orientasi pembangunan yang terfokus pada pengejaran target melalui proyek pembangunan baru, berorientasi ke pasar terbuka dan terhadap kelompok masyarakat yang mampu dan menguntungkan.

       Menurut Yunus (1987), permasalahan permukiman perkotaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan upaya penyediaan air bersih, sistem pembuangan sampah, sistem pembuangan kotoran, air limbah, tata bangunan, saluran air hujan, penanggulangan bahaya kebakaran, serta pencemaran air, udara, dan tanah.

        Masalah yang dihadapi dalam pembangunan perumahan di daerah perkotaan adalah luas lahan yang semakin menyempit, harga tanah dan material bangunan yang dari waktu kewaktu semakin bertambah mahal, serta kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Kondisi semacam ini mempengaruhi kuantitas dan kualitas perumahan, bahkan seringkali menumbuhkan pemukiman kumuh (Keman 2005).

Isu – isu Permukiman Berkembang
     Masalah yang kompleks pada permukiman berkembang akan berimplikasi menjadi daya tarik untuk terciptanya aktivitas ekonomi yang lebih besar yang berpotensi menyerap tenaga kerja yang lebih besar dan aktivitas-aktivitas ekonomi lainnya seperti kebutuhan akan perumahan, berkembangnya sektor jasa pendukung aktivitas utama.

     Dorongan yang kuat terhadap aktivitas ekonomi secara umum juga dapat menarik tenaga kerja dari luar daerah untuk  masuk dalam bentuk migrasi menetap (pindah) dan migrasi temporer (commuter). Meningkatnya migrasi akan meningkatkan kebutuhan akan ruang.

     Meningkatnya kebutuhan akan ruang maka kebutuhan perumahan akan meningkat. Dengan kondisi lahan yang terbatas, kepemilikan lahan juga menjadi terbatas. Sehingga dalam waktu beberapa tahun ke depan, permukiman berkembang sudah harus memikirkan untuk menyediakan perumahan vertikal.

   Keterbatasan lahan yang menjadi isu spesifik permukiman berkembang memberi potensi perluasan kawasan. Sementara, Ketidakmampuan ekonomi dan kurangnya kesadaran akan menjadi faktor pendorong perluasan kawasan permukiman yang tidak diinginkan yang berkonsekuensi degradasi lingkungan dan keselamatan permukiman di masa yang akan datang.

    Hal yang juga menjadi isu permukiman berkembang yaitu peningkatan akan kebutuhan sarana publik. Perkembangan suatu kota identik dengan peningkatan kebutuhan barang dan jasa publik baik yang disediakan oleh swasta maupun pemerintah. Setiap penambahan penduduk dapat diartikan sebagai penambahan kebutuhan barang publik, karena setiap aktivitas masyarakat ditopang oleh infrastruktur seperti kebutuhan akan drainase, air minum, jalan, dan lainnya. 

     Pengembangan permukiman dan infrastruktur suatu kota seyogianya dapat mengakomodasi ekspektasi perkembangan suatu kota dalam waktu jangka panjang. Jika tidak,  fasilitas publik akan mengalami over konsumsi yang selanjutnya mengakibatkan kepadatan konsumsi barang dan jasa publik. Imbas lebih lanjut akan memunculkan kekumuhan permukiman yang berimplikasi multi dimensi yang menurunkan kualitas hidup masyarakat.

     Dan yang menjadi isu yang sering terjadi yaitu kebutuhan lapangan pekerjaan yang semakin tinggi. Daya tarik sebuah permukiman secara alamiah akan membuka kesempatan kerja dengan masuknya investasi. Namun, kesempatan kerja ini akan berjalan baik manakala diikuti dengan penyediaan tenaga kerja yang seimbang sehingga tidak mendistorsi pembangunan. Ada kalanya, peningkatan investasi yang diikuti dengan peningkatan lapangan pekerjaan tidak secepat arus migrasi, khususnya pada kasus negara berkembang dengan jumlah penduduk besar. Dan sebagian besar tenaga kerja tidak terseleksi masuk ke lapangan pekerjaan, kondisi ini akan menciptakan persoalan baru karena mereka akan memilih masuk ke sektor informal dengan tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi. Ada yang gagal dan ada yang berhasil. Jika probabilitas gagal lebih tinggi, maka akan berpotensi menimbulkan masalah-masalah ekonomi dan sosial lainnya seperti pengangguran, kemiskinan baru, hingga masalah kriminalitas yang pada akhirnya menciptakan kekumuhan baru bagi kota. 

Isu – isu Permukiman Maju 
       Permukiman maju dicirikan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat, kedisiplinan dan keteraturan. Pada umumnya, isu pada permukiman maju adalah permasalahan ekonomi. Mulai dari kekurangan tenaga kerja, pertumbuhan pendudk yang lambat mengakibatkan kekurangan tenaga kerja. Tenaga kerja yang kurang di permukiman maju mendorong masuknya tenaga kerja migrasi. Hal itu menyebabkan perbedaan budaya antara penduduk pribumi dan orang pendatang, yang berpotensi menimbulkan bentrokan fisik ataupun konflik sosial.

      Adanya  permukiman maju kadang meneybabkan kerusakan alam pada permukiman berkembang. Permukiman berkembang biasanya belum memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga permukiman maju melontarkan isu-isu- kerusakan alam yang terjadi di permukiman berkembang.
     Pada permukiman maju, sering terjadi masalah pendidikan. Resiko sarana pendidikan di era arus informasi dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang membutuhkan sarana pendidikan yang dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman. 

     Dampak dari sarana pendidikan berteknologi tinggi akan mengurangi tenaga kerja guru itu sendiri. Akibatnya banyak guru – guru yang akan menganggur. Namun di lain pihak apabila fasilitas tidak terpenuhi atau kurang maka akan menimbulkan hambatan belajar. Hal ini juga akan berdampak pada ekonomi permukiman di masa depan.

     Dampak lain dari sarana pendidikan pada permukiman maju yaitu kurang tersedianya sarana gedung sekolah, karyawan administrative kependidikan serta penanganan siswa yang tidak tertampung di sekolah. Dengan begitu maka biaya yang harus dikeluarkan juga semakin besar.



Sumber :
http://kakung-tuwex.blogspot.com/2012/04/problem-pendidikan-di-negara-maju-dan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar